Gizi Seimbang bagi Ibu Menyusui

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi  atau  anak  kecil dengan air susu ibu (ASI) dari  payudara ibu.  Bayi menggunakan  refleks menghisap  untuk  mendapatkan  dan  menelan susu.

ASI menyediakan semua nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi untuk kesehatan dan tumbuh-kembangnya pada awal-awal kehidupan. Bayi  baru  lahir  atau  0  hari  sampai  6  bulan  dianjurkan  hanya  mengkonsumsi  ASI saja dan disebut ASI Ekslusif; ASI penting bagi Kesehatan Ibu dan Anak

Gizi Seimbang untuk ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan bagi  dirinya dan untuk  pertumbuhan serta  perkembangan  bayi  dan anak. Dengan demikian maka kebutuhan zat gizi ibu menyusui lebih banyak dari  kebutuhan zat gizi ibu yang tidak  menyusui.  Konsumsi pangannya  tetap  harus  beranekaragam dan seimbang  dalam  jumlah  dan  proporsinya. Selama  menyusui, ibu harus  menambah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi yaitu untuk   mencukupi kebutuhan ibu sendiri dan kebutuhan untuk memproduksi ASI.

Kebutuhan Gizi

Tambahan protein diperlukan untuk mendukung pertumbuhan payudara dalam pembentukan ASI. Kebutuhan protein selama 1 tahun pertama menyusui  bertambah 17 sampai  20 g per hari dari  kebutuhan wanita dewasa, jadi sekitar 67 sampai 70 g protein per hari.

Protein diperlukan juga  untuk  sintesis  hormon  prolaktin  (untuk  memproduksi  ASI) dan hormon oksitosin  (untuk  mengeluarkan  ASI).  Zat  gizi  mikro  yang  diperlukan  selama  menyusui   adalah zat besi, asam  folat,vitamin A, B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B6 (piridoksin), Vitamin C,  vitamin  D, iodium,  zink  dan  selenium.  Defisiensi zat gizi tersebut pada ibu menyebabkan turunnya kualitas ASI.

Lemak; Asam lemak sangat esensial untuk pertumbuhan payudara  dan sintesis prostaglandin. Kebutuhan asam lemak esensial meningkat menjadi 4,5% dari alori.  Kebutuhan lemak dapat dipenuhi 25-30% dari total kalori sesuai dengan keadaan ibu.

Karbohidrat; Kebutuhan  karbohidrat  dapat  ditentukan  dengan  menghitung  sisa  kebutuhan  kalori setelah dikurangi lemak dan protein. Bentuk karbohidrat perlu diperhatikan apabila ibu mengalami gangguan metabolisme karbohidrat,seperti diabetes .Untuk kasus ini, perlu digunakan karbohidrat yang rendah glikemik load.

Resiko Gizi Tidak Mencukupi

Bila makanan  ibu  sehari-hari  tidak  cukup  mengandung  zat gizi  yang  dibutuhkan,  misalnya  sel  lemak  sebagai  sumber  energi  dan  zat  besi  sebagai zat untuk pembentukkan sel darah merah, maka kebutuhan zat-zat  tersebut  dalam  produksi  ASI  untuk  memenuhi  kebutuhan  bayi akan diambil dari persediaan yang ada didalam tubuh ibu.  

Berbeda  dengan  sel  lemak  dan  zat  besi  kebutuhan  bayi  akan  vitamin  B dan vitamin C yang dipenuhi melalui produksi  ASI tidak dapat diambil dari persediaan yang ada dalam tubuh ibu, melainkan harus dipenuhi dari konsumsi pangan ibu setiap hari.  Apabila konsumsi kalsium tidak mencukupi makaibu akan mengalami pengeroposan tulang  dan gigi  karena cadangan  kalsium  dalam  tubuh ibu digunakan untuk produksi ASI.

Konsumsi Aneka Ragam Pangan

Biasakan mengonsumsi anekaragam pangan yang lebih banyak Ibu  menyusui perlu  mengonsumsi  aneka  ragam  pangan  yang  lebih  banyak  untuk  memenuhi  kebutuhan  energi,  protein  dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral) karena digunakan untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI.

Kebutuhan Zat Besi

Kebutuhan  zat  besi  selama  menyusui  meningkat  karena digunakan untuk pembentukan sel dan jaringan baru. Selain itu zat    besi    merupakan    unsur    penting    dalam    pembentukan    hemoglobin   pada   sel   darah   merah.   Kekurangan   hemoglobin   disebut   anemia   dapat   membahayakan   kesehatan   ibu  dan peningkatan risiko   kematian. Ibu   menyusui   yang   menderita   anemia  sebagai  akibat  lanjut  dari  kekurangan  zat  besi  selama  masa  kehamilan,  juga  disarankan  untuk  mengonsumsi  tablet tambah   darah dengan   konsultasi   kepada   ahli   gizi   dan/atau dokter.

Kebutuhan Asam Folat

Kebutuhan asam  folat meningkat  karena  digunakan  untuk  pembentukan  sel  dan  sistem  saraf  termasuk  sel  darah  merah.  Sayuran hijau   seperti   bayam   dan   kacang-kacangan   banyak   mengandung  asam  folat  yang  sangat  diperlukan  pada  masa  menyusui. Untuk  meningkatkan  produksi  ASI  ibu  dianjurkan  untuk  banyak  mengonsumsi  daun  katuk  dan  daun  torbangun  (sayuran yang banyak terdapat di daerah Sumatra Utara/Batak). Kebutuhan  kalsium  meningkat  pada  saat  menyusui  karena digunakan  untuk  meningkatkan  produksi  ASI yang  mengandung  kalsium tinggi.

Kebutuhan Kalsium

Sumber  kalsium  yang  baik  adalah  susu,  yogurt,  keju,  ikan  teri,   kacang-kacangan,   tahu   dan   sayuran   hijau.   Penyerapan kalsium    pada    makanan    akan    lebih    bagus    apabila    ibu    membiasakan  diri  berjemur  dibawah  sinar  matahari  pada  pagi  hari. Vitamin C dibutuhkan oleh ibu menyusui, untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari pangan nabati, sedangkan vitamin D dibutuhkan untuk membantu penyerapan kalsium.

Kebutuhan Asam Askorbat

Direkomendasikan  tambahan  10  mg/hari  dari  kebutuhan  asam  askorbat  untuk  wanita menyusui. Defisiensi  asam  askorbat  tidak  berhubungan  dengan  outcome  penyusuan. Namun beberapa penelitian menunjukkan hubungan kadar asam askorbat plasma yang rendah  dengan  volume  ASI.  Asam  askorbat  juga  bermanfaat  untuk  meningkatkan absorbsi besi di usus.

Minum Banyak Air Putih

Minumlah air putih yang lebih banyak  Air merupakan cairan yang paling baik untuk hidrasi tubuh secara optimal. Air berfungsi  membantu pencernaan, membuang racun, sebagai penyusun sel dan darah, mengatur keseimbangan asam  basa  tubuh,  dan  mengatur  suhu  tubuh. Jumlah  air  yang  dikonsumsi  ibu  menyusui  perhari  adalah  sekitar  850-1.000  ml  lebih  banyak  dari  ibu  yang  tidak  menyusui  atau  sebanyak  3.000  ml  atau  12-13  gelas  air.  Jumlah  tersebut  adalah untuk  dapat  memproduksi ASI sekitar 600-850 ml perhari.

Batasi Minum Kopi

Batasi minum kopi Kafein yang terdapat dalam kopi yang dikonsumsi ibu akan masuk  ke  dalam  ASI  sehingga  akan  berpengaruh  tidak baik  terhadap bayi, misalnya bayi sulit tidur dan gangguan metabolisme zat besi  pada  ibu  menyusui.  

Hal  ini  disebabkan  karena  metabolisme  bayi  belum  siap  untuk  mencerna  kafein.  Konsumsi  kafein  pada  ibu  menyusui juga berhubungan dengan rendahnya  pasokan  ASI. Prinsip  utama  yang  dianjurkan  terkait  dengan  konsumsi  kafein  atau  kopi  bagi  ibu  menyusui  adalah  : 1) bila  ibu  tidak  biasa  minum  kopi  sebaiknya  tidak  minum  kopi  ketika periode menyusui; 2) bila ibu biasa minum kopi dianjurkan agar  mengurangi  atau  menghindari  minum  kopi  ketika  periode  menyusui.

 

Referensi :

  1. Permenkes RI No 41 Tahun 2014 tentang Gizi Seimbang
  2. Gizi Dalam Daur Kehidupan; Pritasari, Didit Damayanti, Nugraheni Tri Lestari, Tahun 2017, Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan; Kementrian Kesehatan RI.
  3. Permenkes RI No 28 tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Untuk Masyarakat

Baca Juga :

  1. Mengurangi Risiko Infeksi akibat Perawatan Kesehatan
  2. Manfaat membiasakan Sarapan Pagi bagi Kesehatan