Osteoporosis secara harfiah adalah Tulang Keropos; adalah penyakit dimana terjadi berkurangnya kepadatan dan kualitas tulang, tulang menjadi lebih keropos dan rapuh.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam hal ini adalah pengeroposan tulang, sehingga mengandung risiko mudah terjadi patah tulang.
Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang digolongkan sebagai "silent disease" karena tidak menunjukkan gejala-gejala yang spesifik. Gejala dapat berupa nyeri pada tulang dan otot, terutama sering terjadi pada punggung.
Gejala
Beberapa gejala umum osteoporosis, mulai dari patah tulang, tulang punggung yang semakin membungkuk, menurunnya tinggi badan, dan nyeri punggung.
- Nyeri tulang dan sendi terutama jika nyeri dipumggumg saat dibuat berdiri, berjalan beraktivitas dan disentuh. Sifat nyerinya tersebut tajam atau seperti terbakar bisa karena adanya fraktur.
- Deformitas atau perubahan bentuk tulang seperti kifosis dan jari jari tangan dan kaki terlihat membengkok atau adanya berubahan abnormal.
- Patah tulang (fraktur).
- Kerangka tulang semakin memendek atau punggung semakin membungkuk (penurunan tinggi badan).
- Nafsu makan menurun menjadikan berat badan menurun atau kurus.
- Sesak nafas karena organ tubuh semakin berdekatan karena tulang tidak mampu menyangga lagi
Diagnosis Osteoporosis
Penyakit osteoporosis terdiagnosis setelah terjadi keretakan tulang. Pemeriksaan dengan rontgen berguna untuk mengidentifikasi keretakan tulang, tapi bukanlah metode yang tepat untuk mengukur kepadatan tulang.
Osteoporosis dapat dideteksi dengan mudah melalui sebuah prosedur tanpa rasa sakit, yang disebut Dual-Energy X-roy Absorptiometry (DEXA). Tes ini mengukur kekuatan dan ketangguhan pada tulang Anda, yang juga disebut dengan the bone mineral density (densititas tulang dan mineral) atau BMD.
Jika Anda berisiko tinggi terkena osteoporosis, Anda disarankan untuk memeriksa kepadatan tulang dengan pemindaian DEXA (absorpsiometri sinar X dengan energi ganda).
Penyebab
Penyebab osteoporosis adalah adanya gangguan pada metabolisme tulang. Pada keadaan normal, sel-sel tulang, yaitu sel pembangun (osteoblas) dan sel pembongkar (osteoklas) bekerja silih berganti, saling mengisi, seimbang, sehingga tulang terjadi utuh.
Apabila kerja osteoklas melebihi kerja osteoblas, maka kepadatan tulang menjadi kurang dan akhirnya keropos. Metabolisme tulang dapat terganggu oleh berbagai kondisi, yaitu berkurangnya hormon estrogen , berkurangnya asupan kalsium dan vitamin D, berkurangnya stimulasi mekanik (inaktif) pada tulang, efek samping beberapa jenis obat, minum alkohol, merokok dan sebagainya. Tiga tempat yang rawan akan osteoporosis, diantaranya adalah tulang belakang, panggul dan pergelangan tangan.
Jenis-jenis Osteoporosis
Osteoporosis terbagi menjadi 3 jenis, yaitu
1) Osteoporosis Primer, terbagi menjadi 2 yaitu:
- Osteopororis Primer Tipe 1
Adalah kehilangan massa tulang yang terjadi sesuai dengan proses penuaan, yaitu akibat kekurangan estrogen, yakni umumnya pada wanita yang telah mengalami menopause, dan akibat kekurangan testosteron, yakni andropause pada pria yang berarti berkurangnya produksi hormon testoteron. - Osteoporosis Primer Tipe 2
Sering disebut dengan istilah osteoporosis senil/penuaan
2) Osteoporosis Sekunder
Osteoporosis jenis ini dipengaruhi seperti adanya penyakit yang mendasari, akibat obat-obatan dan Iain sebagainya. Pada osteoporosis sekunder, terjadi penurunan densitas tulang yang cukup berat
4) Osteoporosis Idiopatik
Osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di temukan pada usia kanak-kanak (juvenil), usia remaja (adolesen), pria usia pertengah.
Faktor risiko yang dapat diubah
Kurang aktivitas fisik; Malas bergerak atau olahraga akan menghambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa.
- Asupan kalsium rendah; Jika kalsium tubuh kurang maka tubuh akan mengeluarkan hormon yang akan mengambil kalsium dari bagian tubuh Iain, termasuk yang ada di tulang.
- Kekurangan protein.
- Kekurangan paparan sinar matahari.
- Kurang asupan vitamin D.
- Konsumsi minuman tinggi kafein dan tinggi alkohol; Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga dapat menimbulkan tulang keropos, rapuh dan rusak. Hal ini disebabkan kafein dan alkohol menghambat proses pembentukan massa tulang (osteoblas) karena kafein dan alkohol bersifat toksin bagi tubuh. Akibatnya, kalsium untuk membentuk tulang terbuang bersama dengan air seni.
- Kebiasaan merokok; Ternyata rokok dapat meningkatkan risiko penyakit osteoporosis. Perokok sangat rentan terkena osteoporosis, karena zat nikotin di dalamnya mempercepat penyerapan tulang. Selain penyerapan tulang, nikotin juga membuat kadar dan aktivitas hormon estrogen dalam tubuh berkurang sehingga susunan- susunan sel tulang tidak kuat dalam menghadapi proses pelapukan.
- Hormon estrogen rendah.
- Meminum beberapa jenis obat(misal: golongan steroid; Obat kortikosteroid yang sering digunakan sebagai anti peradangan pada penyakit asma dan alergi ternyata menyebabkan risiko penyakit osteoporosis. Jika sering dikonsumsi dalam jumlah tinggi akan mengurangi massa tulang. Sebab, kortikosteroid menghambat proses osteoblas. Selain itu, obat heparin dan antikejang juga menyebabkan penyakit osteoporosis. Konsultasikan ke dokter sebelum mengkonsumsi obat jenis ini agar dosisnya tepat dan tidak merugikan tulang.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
- Riwayat keluarga.
- Jenis kelamin perempuan; Osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun. Selain itu, wanita pun mengalami menopause yang dapat terjadi pada usia 45 tahun. Pada wanita hamil juga sangat berisiko, karena proses pembentukan janin membutuhkan banyak kalsium.
- Usia; Seiring dengan pertambahan usia, fungsi organ tubuh justru menurun. Pada usia 75-85 tahun, wanita memiliki risiko 2 kali lipat dibandingkan pria dalam mengalami kehilangan tulang trabekular karena proses penuaan, penyerapan kalsium menurun dan fungsi hormon paratiroid meningkat.
- Ras Asia dan Kaukasia; Ras juga membuat perbedaan dimana ras kulit putih atau keturunan asia memiliki risiko terbesar. Hal ini disebabkan secara umum konsumsi kalsium wanita asia rendah.
- Menopause.
- Ukuran badan
Pencegahan Osteoporosis
Untuk mencegah terjadinya osteoporosis ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu :
- Cukupi asupan kalsium.
- Cukup asupan vitamin D melalui pajanan sinar matahari pagi atau sore sinar matahari akan mengubah pro vitamin D yang ada di bawah kulit menjadi vitamin D,.
- Hidup aktif dengan cara melakukan Aktifitas Fisik dengan prinsip pembebanan terhadap tulang, dalam bentuk perbanyak jalan.
- Hindari merokok dan minum alkohol.
- Waspada jika dalam garis keturunan ada yang menderita osteoporosis, dan lakukan pemeriksaan tes dini osteoporosis pada dokter saat menopause.
- Istirahat yang cukup.
Untuk mencegah osteoporosis harus dimulai sedini mungkin untuk mencapai massa tulang semaksimal mungkin, serta penurunan seminimal mungkin. Bahkan pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, masa kanak-kanak, remaja, sampai dewasa baik pada wanita maupun pria, melalui metode menabung kalsium dalam tulang untuk cegah Osteoporosis.
Agar diperoleh tulang yang sehat, peranan seluruh masyarakat sangat diharapkan dan dalam lingkup yang kecil yaitu keluarga, peranan orang tua dalam menentukan gaya hidup anak-anaknya disamping dirinya sendiri juga sangat menentukan.
Suplementasi kalsium dan vitamin D berperan penting dalam tatalaksana osteoporosis, tetapi tidak cukup untuk menurunkan risiko fraktur. Rekomendasi asupan vitamin D berdasarkan manfaat kombinasi kalsium dan vitamin D untuk kesehatan skeletal. Secara umum, asupan harian yang direkomendasikan pada perempuan osteoporosis pasca-menopause adalah 1200 mg kalsium (asupan total dari makanan dan suplemen) dan 800 IU vitamin D.
Referensi :
- Data Kondisi Penyakit Osteoporosis di Indonesia; Infodatin; Kemenkes RI; 2015.
- Farmakoterapi untuk Osteoporosis; Esther Kristiningrum; Departemen Medical PT. Kalbe Farma Tbk. Jakarta, Indonesia.
- Flyer Osteoporosis; Kemenkes RI
Baca Juga :