Cacing Cambuk T. trichiura menyebabkan penyakit yang disebut trikuriasis. Trikuriasis ringan biasanya tidak memberikan gejala klinis yang jelas atau sama sekali tanpa gejala.
Pembahasan tentang Penyakit Cacing Trikuriasis, Gejala, Penyebab, dan Penanggulangannya merupakan lanjutan dari pembahasan tentang Cacingan, Penting untuk Diketahui.
Morfologi dan siklus hidup
Cacing betina panjangnya ± 5 cm, sedangkan cacing jantan ± 4 cm. Bagian anterior cacing ini langsing seperti cambuk, panjangnya ± 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk; pada cacing betina bulat tumpul sedangkan pada cacing jantan melingkar dan terdapat satu spikulum. Seekor cacing betina diperkirakan menghasilkan telur setiap hari sebanyak 3.000 -10.000 butir.
Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes bersama tinja. Telur tersebut menjadi matang dalam waktu 3 sampai 6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu di tanah yang lembab dan teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif.
Bila telur matang tertelan, larva akan keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa cacing akan turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Cacing dewasa hidup di kolon asendens dan sekum dengan bagian anteriornya yang seperti cambuk masuk ke dalam mukosa usus. T. trichiura tidak mempunyai siklus paru. Masa pertumbuhan mulai dari telur tertelan sampai cacing dewasa betina bertelur ± 30 - 90 hari.
Patofisiologi dan gejala klinis
Pada infeksi berat terutama pada anak, cacing tersebar di seluruh kolon dan rektum sehingga dapat menimbulkan prolapsus rekti (keluarnya dinding rektum dari anus) akibat Penderita mengejan dengan kuat dan sering timbul pada waktu defekasi.
Selain itu Penderita dapat mengalami diare yang diselingi sindrom disentri atau kolitis kronis, sehingga berat badan turun.Bagian anterior cacing yang masuk ke dalam mukosa usus menyebabkan trauma yang menimbulkan peradangan dan perdarahan.T. trichiura juga mengisap darah hospes, sehingga mengakibatkan anemia.
Diagnosis
Diagnosis trikuriasis ditegakkan dengan menemukan telur pada sediaan basah tinja langsung atau menemukan cacing dewasa pada pemeriksaan kolonoskopi. Telur T. trichiura memilki karakteristik seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih di kedua kutub sehingga mudah untuk diidentifikasi. Penghitungan telur per gram tinja dengan teknik katokatz dipakai sebagai pedoman untuk menentukan berat ringannya infeksi.
Pengobatan dan Pencegahan
Obat untuk trikuriasis adalah albendazol 400 mg selama 3 hari ataumebendazol 100mg 2x sehari selama 3 hari berturut-turut. Pencegahan dilakukan dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat dan Perbaikan Sanitasi. Pencegahan berikutnya bisa dilakukan dengan minum air yang sudah dimasak, cuci tangan dengan sabun sebelum makan, cuci tangan sesudah kontak dengan tanah, gunting kuku teratur, dan buang air di jamban, bukan di got atau sungai.
Referensi :
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan.
Sumber Gambar :
- Wikipedia, Cacng Cambuk
- CDC
Baca Juga :