Kanker serviks merupakan keganasan yang berasal dari serviks. Serviks merupakan sepertiga bagian bawah uterus, berbentuk silindris, menonjol dan berhubungan dengan vagina melalui ostium uteri eksternum. Kanker Serviks atau kanker leher rahim adalah tumbuhnya sel-sel tidak normal pada leher rahim.
Kejadian kanker serviks akan sangat mempengaruhi hidup dari penderitanya dan keluarganya serta juga akan sangat mempengaruhi sektor pembiayaan kesehatan, maka upaya pencegahan dan deteksi dini menjadi faktor penting. Di Indonesia kanker serviks menduduki urutan kedua dari 10 kanker terbanyak.
Gejala :
- Seringkali tidak menunjukkan gejala atau tanda yang khas.
- Keputihan, pendarahan sesudah senggama perlu dicurigai sebagai gejala.
- Gejala pada tingkat lanjut sering :
1) Haid tidak normal
2) Perdarahan tidak pada masa haid
3) Perdarahan pada masa menopause
4) Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan terkadang bercampur darah seperti nanah.
Penyebab :
Diduga kurang lebih 90% penyebabnya adalah HPV (Human Papiloma virus). Virus yang menginfeksi kulit dan selaput mukosa yang melapisi tubuh, dan dapat menyebabkan perubahan tidak normal pada sel-sel serviks.
Adapun faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain: aktivitas seksual pada usia muda, berhubungan seksual dengan multipartner, merokok, mempunyai anak banyak, sosial ekonomi rendah, pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif), penyakit menular seksual, dan gangguan imunitas.
- Melakukan hubungan seks diusia muda (< 18 tahun).
- Berganti-ganti pasangan seks.
- Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering bergantiganti pasangan.
- Merokok atau terpapar asap rokok (perokok pasif).
- Kurang menjaga kebersihan kelamin.
- Melemahnya sistem kekebalan tubuh, penyakit ginjal kronis, atau penyakit sistem kekebalan tubuh lainnya.
- Pemakaian pil KB (dengan HPV negatif atau positif).
- Memilki jumlah anak yang banyak.
Pencegahan :
Pencegahan terhadap Kanke Serviks dapat dilakukan dengan cara mengeliminasi atau mengurangi faktor resikonya.
Pencegahan juga dapat dilakukan dengan cara mengetahui sedini mungkin adanya Kanker Serviks, ketika timbulnya gejala yang tidak terjawab. Deteksi pra kanker terdiri dari berbagai metode; antara lain :
1. Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology /LBC ),
2. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA),
3. Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI),
4. Test DNA HPV (genotyping / hybrid capture)
Pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) adalah pemeriksaan dengan cara mengoleskan secara langsung asam asetat/cuka dapur encer (konsentrasi 3-5%) pada leher rahim, setelah ditunggu kurang lebih 1 menit akan terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada sel.
Di beberapa negara dikenal juga perihal Vaksin HPV; Vaksin ini hanya dapat mencegah penyakit HPV tetapi tidak dapat mengobati infeksi HPV yang sudah terjadi. Vaksin ini tidak berisi HPV, tetapi virus yang mirip sehingga badan kita memproduksi antibodi yang mencegah infeksi HPV.
Pencegahan secara umum dengan mengeliminasi faktor resiko bersama Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui perilaku CERDIK :
C : Cek kondisi kesehatan secara berkala
E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stress
Stadium :
Stadium dalam Kanker Serviks secara umum dikelompokkan menjadi 4 stadium; yaitu sbb :
Stadium I – sel kanker telah menerobos jaringan subkutan (yang terletak di bawah permukaan kulit), tetapi tetap berada di uteri serviks.
Stadium II – sel kanker telah menyebar ke jaringan di sekitar leher rahim atau bagian atas vagina.
Stadium III – sel kanker telah menyebar ke sisi rongga panggul atau 1/3 dari bagian bawah vagina.
Stadium IV – sel kanker telah menyebar ke organ utama lainnya, misalnya kandung kemih, usus besar atau paru-paru.
Baca Juga :