Kanker Payudara, Penyebab dan Pencegahannya
Artikel KM Dilihat: 6435
Kanker payudara diistilahkan juga KPD; adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu (lobulus), saluran susu (duktus), jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara.
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar yang mencakup jaringan kelenjar susu, lemak, dan jaringan ikat. Selama kehamilan, kelenjar susu akan memproduksi dan mengeluarkan susu sebagai makanan untuk bayi. Sel-sel di dalam kelenjar susu membelah diri dan jika berkembang secara tidak terkendali, sel-sel ini bisa berkembang menjadi tumor jinak ataupun ganas.
Gejala dan Tanda :
Adanya perubahan ukuran dan bentuk payudara, adanya lipatan atau cekungan pada kulit payudara. Keluar cairan nanah atau darah dari puting susu. Benjolan atau penebalan di dalam payudara atau bawah lengan.
Pada Payudara
o benjolan dengan berbagai ukuran*
o perubahan bentuk atau ukuran
o cerukan pada kulit
o tersumbatnya pembuluh vena atau bentuk kulit payudara seperti kulit jeruk
Pada Puting susu
o keluarnya cairan dengan bercak darah
o retraksi (puting masuk ke dalam payudara)
Pada Ketiak
o kelenjar getah bening bengkak
Faktor risiko :
Faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara antara lain jenis kelamin wanita, usia > 50 tahun, riwayat keluarga dan genetik, riwayat penyakit payudara sebelumnya, densitas tinggi pada mamografi, riwayat menstruasi dini (< 12 tahun) atau menarche lambat (>55 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki anak dan tidak menyusui), hormonal, obesitas, konsumsi alkohol, riwayat radiasi dinding dada, faktor lingkungan.
Penyebab persis dari kanker payudara masih belum jelas hingga saat ini; namun secara umum diketahui beberapa hal sbb :
- Haid pertama pada usia < 10 tahun
- Berhenti haid (menopause) pada usia > 50 tahun
- Kehamilan pertama pada usia > 35 tahun
- Riwayat keluarga
- Tidak mempunyai anak
- Tidak menyusui
- Riwayat tumor jinak sebelumnya
- Berat badan berlebih
- Kebiasaan makan tinggi lemak dan kurang serat
- Perokok aktif dan pasif
- Konsumsi alcohol
- Pemakaian obat hormonal dalam waktu lama
- Penekanan pada payudara terus menerus dalam waktu lama.
Pencegahan :
Pencegahan primer agar tidak terjadi kanker payudara saat ini memang masih sulit; yang paling memungkinkan untuk dilakukan adalah dengan meniadakan atau memperhatikan beberapa faktor risiko yang erat kaitannya dengan peningkatan insiden kanker payudara.
Perilaku yang dapat dilakukan untuk penceghahan antara lain :
- Hindari konsumsi daging merah yang dibakar (misalnya : steak, sate, dll.).
- Hindari minuman Alkohol.
- Hindari konsumsi berlebih terhadap gula.
- Hindari konsumsi susu dan keju yang kandungan lemaknya tinggi.
- Hindari konsumsi daging yang telah diproses (pengawetan); mis. sosis, ham, bacon, dll.
Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara. Skrining kanker payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada kanker payudara secara dini.
Beberapa tindakan untuk skrining adalah :
1. Periksa Payudara Sendiri (SADARI)
2. Periksa Payudara Klinis (SADANIS)
3. Mammografi skrining.
Pencegahan dengan mengurangi Resiko Bersama Penyakit Tidak Menular (TPM) meneraopkan perilaku CERDIK; sbb :
C : Cek kondisi kesehatan secara berkala
E : Enyahkan asap rokok
R : Rajin aktifitas fisik
D : Diet sehat dengan kalori seimbang
I : Istirahat yang cukup
K : Kendalikan stress
Stadium dalam Kanker Payudara (KPD) diklasifikasi berdasarkan tingkatan T, N, dan M; dimana :
T : ukuran penyebaran tumor dalam payudara dan organ terdekat; dan atau ukuran tumor utama.
N : jumlah tumor yang telah menjangkau kelenjar getah bening.
M : metastatis, penyebaran tumor ke organ tubuh lain; paru paru, dst.
Stadium paling rendah adalah Stadium 0 (Tis, N0, M0), dan stadium paling tinggi adalah Stadium IV (SemuaT, Semua N, dan Semua M)
Referensi :
1. Buku Pintar Posbindu Penyakit Tidak Menular; P2PTM Kemkes.
2. Panduan Penatalkaksanaan KPD; Komite Penanggulangan Kanker Nasional, Kemkes RI
3. Breast Cancer; Hospital Authority; Smart Patient; Hongkong 2017
Baca Juga :